Tak tahu tapi bangga

Tak tahu tapi bangga
Kemana akal waras pergi
Hingga cahaya syariat ilahi
Membuat otakmu mendidih
Melotot gusar
Penuh angkara murka
Bagaikan ratu penguasa jagat raya

Tak kuasa
mendengar lantunan azan
Simponi pertama
Mendayu indah
di telinga mungil yang lemah
tanpa daya
Setelah 9 bulan terbungkus
dalam rahim yang kuat

Tak tahu tapi bangga
Di usia yang senja
Cadar kafan putih
Membungkus diri
Berselimut jubah hijau
Berkalimat thoyibah
Laa ilaha illallah...
Menghiasi kendaraan
Bermerk 'keranda'
Menanti pasti

Saat sari konde dan kidung kusutmu
Tersiram air kembang
bercampur kotoran
dan bau busuk hadas
dari rongga tubuh,
Mengalir ditelan bumi
Tersiram air suci mensucikan


Tak tahu tapi bangga
Kini,
kidung genjer-genjermu
Tak lagi buat kamu tenang
Air mata buaya
Menetes di keriput pipi
Menghapus separo
Dari garis pensil alis buatan
Seolah bagai insan paling terzolimi
Mengemis kasihan
Mengharap iba
Memohon ampun
Meminta perlindungan...

Pergilah sendiri,
Datangi Tuhanmu!

________
Seskoal, 9 April 2018
Previous
Next Post »