Santuy di Era Disrupsi





"Santuy" di Era Disrupsi
Oleh Achmad Hidayat

Mungkin anda pernah dengar kata santuy yang akhir-akhir ini viral. Dari hasil penelusuran digital yang saya temukan, kata "santuy" adalah sinonim dari santai. Selain itu juga ada yang mengartikan kata Santuy tersebut sebagai sebuah istilah untuk kondisi mental di mana seseorang mempunyai kekaleman yang tak terpengaruh apapun, ketenangan yang mampu melewati bacotan netizen. Seseorang yang tidak tergoyahkan dan tdak dapat dibuat gusar oleh siapapun. 

Banyak di antara kita sulit mengendalikan diri agar lebih santuy dikarenakan beban pikiran dan tekanan yang terus datang tanpa jeda. banyak orang zaman sekarang yang menderita depresi dan berpotensi bunuh diri.

Sebut saja kasus bunuh diri yang dilakukan seorang siswi SMP Negeri 147 Ciracas, Jakarta Timur, berinisial SN (14) yang melompat dari lantai tiga gedung sekolah menjadi trending topik diTwitter.

SN akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit (RS) Polri Kramatjati selama dua hari. Siswi tersebut menghembuskan napas terakhir Kamis (16/1/2020) sekitar pukul 16.15 WIB.

Terlepas kematian almarhumah disebabkan faktor bully, yang belakangan dibantah oleh pihak sekolah, atau karena faktor ketidakharmonisan hubungan keluarga, atau apapun motifnya, dorongan untuk melakukan bunuh diri pastinya akibat dari tekanan mental yang sangat berat, depresi.

Mental santuy sangat dibutuhkan
dalam memikirkan sebuah permasalahan, akan membantu kita memecahkan masalah dengan keputusan yang lebih tepat dan membuat kita menjadi tidak tergesa-gesa dalam mengambil suatu tindakan.

Pendapat dan Keputusan terhadap suatu permasalahan yang kita ambil adalah sebuah tanggung jawab yang akan berdampak kepada diri kita sendiri, dan jika masalah tersebut menyangkut orang banyak. Maka, Keputusan tersebut juga akan berdampak luas kepada semua orang. 

Oleh karena itu dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan kita tidak boleh gegabah dan perlu kehati-hatian yang sangat tinggi. Dengan jiwa yang tenang, tidak tergesa-gesa, tidak marah dan tidak emosi ketika sedang dilanda permasalahan akan membuat keputusan yang kita ambil dapat dipertimbangkan lebih baik, sehingga keputusan yang nantinya akan diambil menjadi lebih tepat.

Para nabi mendapatkan simpati dalam dakwah setelah bersikap santuy, padahal bukan saja intimidasi verbal berupa bullying, tetapi juga mengarah kepada kekerasan fisik hingga beberapa kali mengalami percobaan pembunuhan.

Peran agama terhadap manusia adalah untuk menolong manusia dalam menentukan tujuan hidup yang "saliim" atau  selamat, dimana kata "Islam" berasal dari akar kata tersebut. Selain itu agama juga sebagai obat hati. dan penawar terhadap kegelisahan jiwa manusia. Hidup di dunia penuh dengan ujian dan cobaan dari Allah, oleh karena itu kita butuh adanya tempat untuk bersandar dan mengeluh, yaitu Allah, Tuhan yang Maha Esa.

Jiwa yang gelisah bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Banyak penyakit yang bersumber dari psikis yang tertekan dan tidak tenang. Tidak heran kalau banyak orang melakukan terapi kejiwaan, aktifitas yoga dan bersemedi untuk meraih ketenangan batin.

Sebagai umat muslim ketenangan jiwa adalah kembali kepada Allah. Islam mengajarkan banyak hal untuk manusia bisa meraih cara membuat hati ikhlas,  tenang, dan bahagia.

Ibadah yang diperintahkan Allah bukan semata-mata untuk menunjukan ketakwaan hamba kepada Rabbnya, namun sebagai obat bagi kegelisahan batin dari segala hiruk-pikuk dunia. Bagitulah Maha Suci Allah dan Maha Bijaksana.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran:
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi menjadi tentram.” (QS. AR Ra’d ayat 28).

Semoga tidak ada lagi SN yang lainnya, dan kita doakan semoga almarhumah diampuni segala dosanya. Cukuplah kematian sebagai nasihat untuk kita.

Wallahu a'lam.

Previous
Next Post »