Karya Achmad Hidayat
________
Tak terbilang berapa lama
Lewati waktu yang terus berputar
Di awali masa kehidupan dalam kandungan
Kau kenalkan bahasa cinta
Penuh tulus tanpa rasa curiga
Hanya untukku.
Kau sambut kehadiran sang buah hati
Setelah nyaman bersemi
Sembilan bulan penuh harapan
Diiringi bisikan azan menggetarkan alam.
Ucapan selamat datang
Tetes air mata bercucuran
Mengalir lewati wajahmu yang lemah
Bukan karena menahan sakit hingga berdarah-darah
Tapi ini adalah bahasamu,
Bahasa cinta Sang ibu.
Berjuta warna penuh pesona
Bertaburan bunga dan doa
Alangkah indahnya hari ini
Sambut kehadiran permata hati.
"Robbi habli minas shalihin!"
Tuhan, anugerahkan aku anak yang saleh!"
Getar bibirmu mendarat di keningku
Bernaung di bawah mentari pagi yang mulai berseri-seri.
Saat itu,
Curahan kasih sayang kau berikan
Tanpa pamrih,
Tanpa perhitungan untung-rugi
Tiada pernah bertanya:
Akankah kau sampai hati bila kelak menyakiti ibumu ini?
Air mata menjadi saksi
Kala pelukanmu hangatkan tubuh mungilku
Saat menangis lemah tanpa daya.
Tak pernah bertanya:
Apakah kelak kau sudi memelukku saat sedang sedih dan terluka?
Senandung kidung bahagia
Iringi belaian tangan halusmu
Membersihkan noda dan kotoran
Dari duburku,
Tetap riang menghibur diri
Tanpa lelah, tak kenal marah.
Tiada pula bertanya:
Akankah kau jijik mengurus aku saat tua renta?
Duhai ibu,
Tak pernah ada bahasa,
Kecuali bahasa cinta
Cinta tiada bandingannya,
bukan sekedar cinta biasa
Duhai ibu,
Kau sembunyikan keluh kesahmu
Terus menjaga senyum ramah
Tak ingin anakmu gelisah
Simpan semua rasa
Di balik kerudung sederhanamu
Ku kecup tangan dinginmu,
pamitku menuju ruang kelas
Pagi itu...
Sayang seribu kali sayang
Takdir Tuhan tak bisa dilawan,
Penyakit jantung yang mengidap
Menjadi sebab ajalmu
Di usia remajaku
Menutup baktiku untukmu
Sekuntum mawar terakhir
Ku selipkan di balik kain putih
Yang membungkus seluruh tubuhmu
Di bulan Desember, di hari ibu
Dirimu terbujur kaku
Ibu,
Biarkan ku gapai tangan halusmu
Dan kuusapkan dalam wajahku
Tangan penuh belaian kasih sayang
Tak jenuh timang-timang
Gantungkan harapan
Hidup bahagia di usia senja,
Mari ulurkan barang sesaat!
Ibu,
Izinkan ku memandang retina bola matamu
Yang tak pernah lelah melihat tingkah konyolku
Biarkan ku hapus air matamu
Yang selalu terjaga siang dan malam,
Bukalah barang sekejap saja!
Maafkan ibu,
Belum sempat membalas bahasa cintamu
Bahkan sekedar bisikan talqin
"Laa Ilaha illallah"
Di sakaratul mautmu
"Duhai Tuhanku,
Kepada-Mu ku titipkan ibuku
Ampunilah dia
Sayangilah,
Sebagai mana menyayangiku di waktu kecil!"
Doaku di sisimu senja itu
Untukmu, ibu
****
Yyt, 15 Desember 2019
1 komentar:
Write komentarJadi terhanyut rasaku....
ReplyInget ibuku juga yang ga pernah mengeluh walau kutau kala itu ia merasakan sakit Dan pilu..๐ญ
EmoticonEmoticon