HAPPY BIRTHDAY AZKYA

Happy Birthday Azkya!
            Hari itu, Sabtu, 18 Oktober 2014, di mana ceritaku ini berawal. Merupakan hari yang dinanti-nantikan. Aku yang akan genap berusia 7 tahun, besar di lingkungan kedua orang tua berprofesi sebagai guru. Pesta ulang tahun, pastinya selalu memberi kesan tertentu bagi anak sebaya aku pada umumnya. Penuh canda, ceria dan bahagia, apalagi kalau ada yang memberikan kado! “Hmm…”Terlebih ditambah warna-warni makanan ringan dan kue ultah menambah semaraknya suasana.  
            Ya, sebetulnya tidak ada tradisi merayakan ulang tahun besar-besaran. Di keluarga kecil kami, perayaan ultah biasanya diisi dengan cukup membaca doa dan dihadiri keluarga terdekat saja; Abi dengan kamera Nikon kesayangnnya, Umi yang siap dengan pisau pemotong kue, kakak dan adik laki-lakiku yang selalu rebutan kue dan ditambah ’enyak yang bersiap memimpin doa.
            Membayangkan pengalaman ultah seperti tahun-tahun sebelumnya, Aku yang saat itu baru 3 bulan duduk di bangku kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah, berharap ultah kali ini akan berkesan indah sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Makanya sejak satu bulan sebelumnya sudah berkali-kali mengingatkan abi dan umi agar tidak lupa untuk membuat acara pesta tahunan ini walupun sederhana dan “kecil-kecilan.”
            Hari Sabtu tanggal 18 Oktober 2014, ku dengar abi “berpamitan” untuk datang ke sekolahnya, “ada apa? padahal ‘kan hari libur…” Tanyaku,  “mempersiapkan dokumen UTS di sekolah…” jawabnya, maka berjanjilah  abi untuk mengajak rekreasi anak-anak di hari minggu, esok harinya saja, karena Sabtu di hari itu abi pulang menjelang magrib. Pesan singkat pun baru di baca setibanya di rumah. “Hufftt….!” Kecewa berat? tentu saja! batin kecilku bergumam. “Mungkin abi lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku!”
            Beberapa bulan kemudian, tanpa sengaja aku menemukan sebuah catatan dalam diary milik abi dengan tulisan berjudul “happy birthday Azkya”. “hmm...Azkya? Itukan aku!” penasaranku tak tertahan untuk segera membaca “suara hati” orang tua yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya :

“…Sedih hati ini saat melihat ekspressi puteriku dengan wajah manyun dan cemberut. ekspressi kecewa yang lugu dan lucu! namun sekali lagi sayang, tugas yang belum juga selesai, menyebabkan hari ini, aku harus kembali ke sekolah jam 07.00 pagi, dengan tekad akan segera kembali ke rumah sekitar jam 09.00 pagi. “2 jam saja di sekolah, setelah itu langsung menuju lokasi rekreasi yg murah dan meriah ‘tuk menghibur anak tercinta…”Begitu niatku dalam hati. namun apa mau di kata, jam 08.00, jam 09.00, jam 10.00, jam 11.00 telah berlalu, dan setetes air mata tertitik di keyboard leptop, terbayang wajah ananda yang menanti-nanti kepulanganku di rumah…
            Setelah pekerjaan terselesaikan, jam 12.00 siang, bergegas aku kembali ke rumah. Setiba di rumah, seperti diduga, semua ketiga boca-boci lucu telah menanti-nanti dengan semangat siap berangkat dengan pakaian a la "jalan-jalan" mereka sambil menagih janji yang kemarin tertunda…
             Saat ini cuaca panas hampir 37 derajat celcius di Jakarta siang hari, begitu info yang aku dengar melalui situs online, rasanya tak tega juga mengajak anak-anak terbakar dalam panasnya cuaca dengan berkendara roda dua. Hmm.., "ayo semua tidur dulu, nanti jam 14.00 abi bangunin, karena kalau kita berangkat sekarang, cuaca panas banget." teriakku yang disambut kekecewaan putera-puteriku…
            Lelah menanti, Azkya pun tertidur...hingga tibalah jam 14.00, jam 2 siang. waktu membangunkan anak-anak untuk siap-siap menuju salah satu arena belanja di kawasan Lebak Bulus. Restoran cepat saji yang dijanjikan sebelumnya. Namun apa mau dikata?     Ternyata puteriku, Azkya, malah merasa pusing saat dibangunkan, disusul kemudian muntah-muntah dan demam tinggi. Tak ada kata lain yang aku sampaikan: "Maaf,  Azkya puteriku, kondisi kamu saat ini tidak mungkin bisa diajak jalan, baiknya hari ini kita di rumah saja, karena esok senin, kamu juga akan UTS di sekolah… "happy birthday, doa Abi dan umi menyertai untuk kesembuhanmu…
(Pesanggrahan, Rabu, 22 Okt 2014).
            Hmm...Membaca tulisan itu, ku makin sadar dengan kata-kata yang selalu terucap: “Abi sayang kamu...!”

            Terima kasih untuk sabar, doa dan perhatiannya yang tak pernah henti… 
First